CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Saturday, January 12, 2013

Love In Paris EP. 1


First Day

Tap… tap… tap… Helen berlari-lari kecil di sekitar koridor Georgino Junior High School. Hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah. Di setiap kelas dia melihat daftar absen, berharap Linda dan Irene, sahabatnya akan satu kelas dengannya. Dia sudah melihat absen kelas 7a dan 7b, tetapi tidak terpampang namanya, atau nama kedua sahabatnya di kelas-kelas tersebut. Helen menghela nafas. Menunduk sebentar, lalu menuju ke kelas 7c, ini berarti dia harus naik tangga. Huft… capeknya bukan main. Di kelas 7c, tidak ada namanya. Tetapi dia melihat nama Irene Smith terpampang di absen kelas itu. Ini berarti dia tidak skelas dengan Irene. Lalu dia  ke kelas disebelahnya, yaitu 7d. Lalu nama Lindsay Hogan terpampang di absen kelas tersebut, tetapi namanya tidak terpampang  disana. Ini berarti Helen tida sekelas dengan siapapun dan harus mencari teman baru. Lalu dia menuju ke kelas 7e, sialnya lagi, saat hendak pergi,dia bertabrakkan dengan seseorang sehingga berkas-berkas yang dipegangnya terjatuh.

Duh… maaf ya aku gak sengaja,” kata Helen tanpa menatap orang itu.

            Lelaki itu bukannya minta maaf juga, malah berkata dengan sinis, “Please deh, punya mata gak sih? Jalan kan luas, kaya gak ada jalan lain aja”

Sok banget sih… Aku kan sudah minta maaf sama kamu. Simpati sedikit, dong. Sombong banget, sih,” Helen bangkit dan menatap orang itu.

Loh? Emangnya harus ya aku simpati sama kamu? Siapa yang suruh? Sudah ah… buang-buang waktu ngomong sama orang ribet kayak kamu,” katanya sambil menatap Helen lalu meninggalkannya.

Helen pun pergi tanpa memperdulikan orang aneh itu. Akhirnya dia sampai di kelas 7h, dia melihat daftar absen dan… akhirnya nama Helena Anastasya terpampang disana.

“Hah… ternyata capek juga ya keliling-keliling mencari kelas. Aku jadi haus. Mending ke kantin aja, deh…” gumam Helen dalam hati.

Ia pun bergegas menuju kantin. Di kantin, Ia memesan segelas strawberry milkshake dan duduk di meja nomor 7.

“Helen!!!” teriak seseorang dari kejauhan. Suara itu tak asing di telinga Helen. Sepertinya Helen mengenal orang itu, jangan-jangan….

Helen menoleh ke asal suara tersebut. Dan ternyata Linda yang memanggilnya. Linda juga bersama Irene. Linda dan Irene pun menghampiri Helen. Pas ketemu, langsung deh… cipika-cipiki. Dan mereka pun berbincang-bincang di meja tersebut.

“Duh… gak nyangka, ya. Kita sudah SMP. Eh, ketemu lagi,” Irene mengawali pembicaraan.

“Iya, ya… dunia itu ternyata sempit, ya?” lanjut Linda.

Eh, tapi kok… mukanya Helen kusut begitu, ya? Kayak benang layangan yang gak ada ujungnya,” Linda menatap ke Helen.

“Bukan, Lin. Mukanya dia, tuh… kayak kemeja lecek yang belum diseterika,” kata Irene sambil tertawa.

“Ha…ha… ha… bisa aja kamu,” kata Linda.

Helen hanya diam sambil menyedot milkshake-nya.

Ih… kok diem aja, sih? Ngomong, dong. Satu kata, kek. Kamu kenapa, sih?” kata Irene.

Tau nih, aku bete hari pertama sekolah di sini,” kata Helen sambil menatap ke atas.

“Hah? Bete? Gak salah? Ini kan sekolah favorit. Sekolahnya anak-anak elit. Aku gak ngerti deh. Kamu bete kenapa?” Linda nyerocos.

“Anak-anak yang sekolah di sini sepertinya sombong-sombong, deh… Aku juga bete karena kita gak sekelas,” kata Helen sambil menatap ke atas.

Kok kamu bisa ngomong kayak gitu?” Irene penasaran.

“Ya… tadi aku nyari-nyari kelas, lalu aku bertabrakan dengan anak laki-laki. Eh, bukannya minta maaf, dia malah marah-marah. Sombong banget sih…” kata Helen.

“Oh… begitu. Mungkin gak semua orang di sini sombong, kok. Kan kamu belum mengenal semuanya. Aku yakin deh, pasti menyenangkan banget sekolah di sini,” hibur Irene sambil merangkul Helen.

“Lagian, gak bakal bete kali sekolah di sini. Nih, ya… aku denger-denger ada anak kece nan ganteng yang masuk sekolah ini. Namanya Ariel. Aku jadi penasaran deh,” kata Linda sambil mesem-mesem sendiri.

“Emangnya dia kece gimana maksud kamu?” Tanya Helen.

“Selain ganteng. Dia itu juara anggar loh… keren, ya? Aku ingin deh, punya kakak sekeren itu,” jelas Linda.

Helen dan Irene tertawa.

Kok ketawa? Apa yang lucu?” Linda garuk-garuk tidak gatal.

“Jadi kamu baru sadar kalau olahraga anggar itu keren? Tapi kok kamu selalu malas ya menemaniku nonton pertandingan anggarnya Helen?” Tanya Irene.

“Kamu juga pernah bilang, ‘ah… apa bagusnya sih? Itu sih namanya bukan olahraga. Kalahnya cuma sebentar, gak seru’” kata Helen sambil menirukan celotehan Linda.
Linda berpikir sebentar, “Iya… iya… aku akui deh kalau olahraga anggar itu emang keren. Tapi yang jelas, aku sudah gak sabar nih, ingin ketemu sama dia.”
bersambung...

0 comments:

Post a Comment