Di
kelas 7e…
“Kamu memilih ekskul anggar tidak?” kata Ariel. Helen
mengangguk.
“Sudah
praktek ekskul anggar?” Tanya Ariel. Helen menggeleng.
“Wah,
kebetulan… aku juga memilih ekskul anggar dan aku juga belum praktek ekskul
itu. Ya sudah, yuk kita ke aula
olahraga,” kata Ariel.
“Sial!
Padahal aku sengaja mencoba ekskul anggar kedua supaya tidak ketemu dengan
Ariel, ternyata, dia mencoba ekskul anggar kedua juga,” gumam Helen dalam hati.
“Hei…
jangan bengong. Yuk, kita berangkat,”
Ariel menarik tangan Helen. Dan mereka menuju ke aula olahraga.
Suasana
ekskul anggar…
“Kira-kira
kita ngapain ya disini?” Ariel basa-basi.
“Nyangkul,”
kata Helen.
“Ha?
Ciyus? Miapah? Enelan?” Ariel sok imut.
“Ih… Gak Lucu,” kata Helen.
“Aku
gak bilang kalau itu lucu,” kata Ariel sambil melirik Helen. Helen tidak
menanggapinya.
Kemudian,
kakak pembimbing datang. Lalu mereka berlatih anggar sampai bel pulang
bordering.
“Oke,
latihan hari ini cukup, sering berlatih di rumah ya,” kata salah satu kakak
pembimbing.
Episode 4...
Helen
mengganti bajunya lalu menuju ke kantin. Dia akan bertemu dengan sahabatnya
disana. Lalu mereka bertiga pulang bersama.
“Tadi
ekskul kamu gimana?” Irene bertanya kepada Helen.
“Seru
banget,” kata Helen.
“Kamu
nyoba ekskul apa aja?” kata Linda.
“Anggar
sama musik”.
“Eh,
certain dong tadi di ekskul kamu ngapain aja. Mungkin aja kamu ada chemistry dengan
kakak pembimbingnya,” Linda melirik ke Helen.
“Chemistry? Apa hubungannya pelajaran
anggar atau musik sama pelajaran kimia?” kata Irene.
“Ren…
chemistry itu maksudnya kayak ada
rasa sama orang, begitu. Ah… susah deh
ngejelasinnya,” kata Linda.
“Chemistry? Hmmmm… saat ekskul musik aku diajari gitar sama Hanafie, kakak
pembimbingnya. Nah… kalau aku ada di dekat dia, rasanya deg-degan gitu, kenapa
ya?” kata Helen.
“Wah…
jangan-jangan kamu ada rasa sama dia,” kata Linda.
“Ih… sorry
ya… buah apel di air payau,” kata Helen.
“Ha?
Apaan tuh?” kata Irene.
“Gak level, lah yaw…” kata Helen.
“Ha…ha…ha…”
Irene dan Linda tergelak.
“Eh,
tapi… kalau yang aku bilang benar, gimana?” kata Linda.
“Gak mungkin lah… Helen itu kan dingin
terhadap cowok. Mungkin dia deg-degan karena ada ikatan batin dan instingnya mengatakan kalau Hanafie itu
saudaranya. ‘Tul kan, Hel?” canda
Irene.
“Betul…betul…betul…”
kata Helen. Dan ketiga sahabat
itupun tergelak.
“Kalau
kalian berdua, gimana?” kata Helen.
“Gimana
ya? Kasih tau gak ya?” kata Linda.
“Ada
deh… pokoknya rahasia,” kata Irene
sambil berlari dengan Linda.
“Curang!!!!!”
teriak Helen sambil mengejar kedua temannya.
Bersambung...
0 comments:
Post a Comment